Total Pageviews

Saturday, August 27, 2011

4 S (Story, Sport, Song, Sex)

“Ketahuilah. Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan…Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al – Hadiid (57): 20).

Segala puji bagi-NYA, Al-Haq Azza wa Jalla, yang telah mengatur harmoni alam semesta ini dengan luar biasa. Beberapa kasus ghowzul fikri yang saat ini (yang anehnya) sangat digandrungi, yang sampai menjadi debat sengit panjang, terkadang menghiasi fenomena perjalanan hidup ini. Sepanjang kehidupan ini dititipnya, betapa telah banyak 4S yang disebutkan diatas memang sedikit demi sedikit menjadi “gaya hidup” yang ada. Sebenarnya ini benar-benar membuat malu bagi yang berucap “….saya seorang Muslim…”

1. Story

Betapa kisah hidup dan kehidupan, terkadang menjadi sesuatu yang sangat lumrah untuk dibicarakan kepada khalayak. Tengoklah bagaimana program infotainment di TV yang menjadi “ujung tombak” untuk menaikkan rating, bahkan memberi penghargaan bagi “insan yang banyak digosipkan” termasuk “yang menggosipkan”. Mungkin…insan-insan yang diberi penghargaan gosip itu lupa, betapa “amanah” yang dititipkan bagi mereka, bisa menjadi fitnah yang nyata. Ataukah mereka juga lupa?betapa generasi muda penerus kalimah tauhid-NYA laksana spons, sistem koloid penyerap air, yang akan menyerap air dan menyimpannya tanpa selektif memilih jenis air. Betapa “role model” yang sering mereka lihat dan baca akan tersimpan dengan kuat di memori mereka yang seharusnya bercermin kepada salafush sholeh (pendahulu yang baik).

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S.An-Nuur (24): 19).

2. Sport

Bobotoh? bonek? the Jak Mania? Liverpudlian? Milanisti? Tampaknya memang, nama-nama pemain bola lebih kita hapalkan daripada nama-nama besar para sahabat, ulama-ulama Salaf dan Ahlu Sunnah. Betapa yang namanya fanatisme berlebihan pada “kelompok” menjadikan mata kita seperti memakai “kacamata kuda”, bahkan membuat “permusuhan abadi” yang menggelikan. Bayangkan, 2 x 45 menit kita relakan dan paksakan mata ini melihat pertandingan “big match”, bahkan di 1/3 malam terakhir ketika Azza wa Jalla turun ke dunia mencari hamba-hamba-NYA yang menjadi tamu-NYA, walhasil keesokan paginya di sekolah atau kantor yang ada hanyalah mata yang loyo, yang kembali menguat saat tim kesayangan diremehkan. Apakah ini bukan kerugian yang besar?menyia-nyiakan waktu yang (katanya) idealnya 8 jam kerja, 8 jam istirahat dan 8 jam ibadah?

“Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman yang mengerjakan amal sholeh, nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr (103): 1-3).

3. Song

Ingin tenar?jadilah “Anak Band”. Slogan salah satu acara “pencari bakat” berikut hymne kebesaran acara kontes-kontesan tersebut. Sampai beratus-ratus meter peserta dari “seluruh dunia” mengantri demi mendapat kesempatan “unjuk kabisa” (unjuk kebolehan) bermusik dan lagu, yang bahkan melupakan adzan-NYA yang sangat indah dan menenangkan, sampai membuat aksi dan pakaian atraktif demi lolos ke tahap selanjutnya. Bagi yang sering futur, sedang dilanda “virus merah jambu”….musik apapun (bahkan dangdut yang sering dianggap musik kaum marjinal) seolah-olah menjadi “theme song” cerita hidup saat itu. Bagi yang pernah hidup di Bandung medio 1994 – 2003, tidak akan pernah melupakan yang namanya GOR Saparua. Scene “Saparua-isme” di GOR tersebut, telah membuat Bandung menjadi “kiblat musik” seluruh Indonesia bahkan daya tarik musisi underground seluruh dunia sampai saat ini.

“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan musik.” (H.R. Bukhari)

Saya sempat tercengang, ketika ada rekan saya yang mau bunuh diri setelah mendengarkan sebuah lagu dari band Radiohead.

4. Sex

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al ‐ Isra’ (17): 32)

Siapa yang tidak mesem-mesem mendengarkan topik ini? Sampai seorang penulis barat ketika tampil di acara kick andy mengatakan kenapa sex menjadi topik bahasan yang sangat menarik?jawaban darinya simpel…”karena kita semua menyukainya!!”, dengan riuh rendah hadirin studio dengan applaus tepuk tangan. Sex dan daya tarik sex, memang sudah menjadi komoditi yang selalu tidak pernah mati bahkan dari zaman Fir’aun sekalipun. Lihatlah bagaimana Sigmund Freud menjadikan sex sebagai bahasan kaum psikolog. Betapa adat ketimuran yang (katanya) menjaga hal tersebut dengan ungkapan “tabu”, sedikit demi sedikit bergeser dari “men-tabu-kan” menjadi “me-wajar-kan”. Zina dari hal-hal kecil (kalau bisa dibilang kecil); zina mata, hati sampai pikiran dan deuuhhhh….perbuatan.

Sex, sudah ada di sekitar kita bahkan. Sadarkah?ingatkah bagaimana artis JAV (japanese adult video) jepang pernah dipinang untuk bermain di salah satu film lokal, untunglah mujahid-mujahidah kita cepat bereaksi, jika tidak akan dicabut-NYA kemuliaan itu dari bangsa yang sedang sekarat ini.

“Sesungguhnya Alloh menetapkan untuk anak – anak Adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan‐angan, lalu farji (kemaluan) yang akan membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Bukhari & Muslim).

Apakah memang…. semua hal ini telah terjadi pada kita?sudah menjadi hal yang wajar bagi kita? Ataukah memang, Alloh SWT. membutuhkan ini semua dari kita?

“Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. Al – A’raaf (7): 23)

No comments:

Post a Comment