LAPORAN MIKROBIOLOGI
IDENTIFIKASI
JAMUR
Tanggal
Praktikum : 10
November 2010
Tujuan
1)
Dapat mengamati ciri – ciri koloni jamur
( jamur roti, tempe dan oncom).
2)
Dapat mengidentifikasi dan menentukan
jenis jamur yang diamati.
Teori
Dasar
Jamur merupakan kelompok organisme
eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya
multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya
dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai
satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
|
|
Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.
Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,
dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula
hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur
bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit.
a
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di
luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir
yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya
adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman
kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup
di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme
air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat
secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan
ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila
kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah
besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila
mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi
jamur dewasa.
Reproduksi secara
seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan
sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan
inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu
tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel
dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan
pembelahan meiosis.
4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam
kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang
menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain
sebagai berikut.
a.
Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b.
Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.
c.
Khamir Saccharomyces berguna
sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d.
Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik
e.
Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan
yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a.
Phytium sebagai hama bibit
tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b.
Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c.
Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d.
Albugo merupakan parasit pada tanaman
pertanian.
e.
Pneumonia carinii menyebabkan
penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f.
Candida sp. penyebab keputihan
dan sariawan pada manusia.
Alat
dan bahan
Alat
|
Bahan
|
mikroskop
|
Biakan murni jamur
|
Kaca objek
|
Jamur
|
Kaca penutup
|
Alcohol 70 % / etanol
|
Jarum
|
Larutan lactophenol
cotton blue
|
Prosedur
Kerja
\
Hasil Pengamatan
a.
Jamur Tempe (Rhizopus
sp.)
Struktur tubuh :
Miseliumnya
bercabang banyak dan tidak bersekat – sekat dengan hifa yang bersifat senositik. Septa ditemukan
hanya pada saat sel reproduksi terbentuk. Jamur ini termasuk kelas zygomycetes
karena membentuk spora istirahat yang bertdinding tebal yang disebut zigospora.
Miselium
pada Rhizopus mempunyai 3 tipe hifa,
yaitu :
1.
Stolon, hifa yang membentuk jaringan
pada permukaan substrat ( misalnya roti).
2.
Rizoid, hifa yang menembus substrat dan
berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
3.
Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak
pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler di dalamnya,
b. Jamur
Oncom (Neurospora sitophila)
Reproduksi
seksual menghasilkan askospora yang dibentuk di dalam askus. Dalam satu askus
dapat dibentuk 4 askospora atau kelipatannya. Askospora berbentuk seperti bola
gada atau hialin, dan terdiri atas 1 sel sampai banyak sel. Hialin berwarna
gelap dengan bentuk gelap permukaan yang mirip koniduim.
Pembagian Ascomycetes ke dalam sub kelas berdasarkan
atas susunan askusnya
1.
Askus yang askokarpnya berbentuk botol
denan leher dan memiliki ostiulum disebut peritesium.
2.
Askus yang askokarpnya berbentuk bola
tanpa ostiulum disebut kleistotesium.
3.
Askus yang askokarpnya berbentuk seperti
mangkok disebut apotesium.
4.
Askus tanpa askokarp.
c. Jamur
Roti (Saccharomyces cereviciae)
Jamur
roti masuk dalam kelas ascomycetes, subkelas Hemiacomycetes. Askusnya
berdinding tipis dan tidak membentuk hifa askogen. Berkembang biak dengan
membentuk tunas atau biatospora. Saccharomyces merupakan Ascomycotina bersel satu
yang sering disebut ragi (khamir). Dinding selnya mengandung glikoprotein,
khamir menyebabkan adanya proses fermentasi dengan menghasilkan enzim yang
dapat mengubah glukosa menjadi alcohol.
Pembahasan
Pada praktikum identifikasi jamur,
saat pengambilan inokulum jamur harus hati-hati agar koloni jamur tidak
terpecah-pecah dan mulai diamati. Tutup sediaan, jangan sampai alkohol habis
menguap, dan pemberian lactophenol cotton blue jangan terlalu banyak karena
berpengaruh terhadap pengamatan melalui mikrosop. Gunakan kertas isap atau
tissue untuk mengeringkan air dan pewarna disekeliling kaca penutup, lalu amati
dengan mikroskop.
Untuk membedakan ketiga spesies jamur yang di amati,
dapat dilihat dari stuktur tubuh yang dimiliki oleh setiap jenis. Tubuh jamur
yang tersusun hifa dapat dibedakan apakah bersepta (dibatasi oleh dinding
melintang) atau tidak atau disebut hifa senositik.
Sacharomyces cereviciae termasuk ke dalam
kelas Ascomycetes subkelas Hemiascomycetidae, karena
askusnya berdinding tipis dan tidak membentuk hifa askogen serta berkembang
biak dengan membentuk tunas.
Sacharomyces merupakan Ascomycotina bersel satu
yang sering disebut ragi (khamir). Dinding selnya bukan mengandung kitin atau
selulosa, tetapi mengandung fosfor glikoprotein.
Khamir menyebabkan adanya proses fermentasi (peragian)
dengan menghasilkan enzim yang dapat mengubah glukosa menjadi alkohol, dengan reaksi:
Glukosa alkohol
Reaksi perubahannya, menghasilkan
kadar alkohol sampai 5% sehingga roti dapat mengembang.
Neurospora tumbuh pada
sisa-sisa organisme, misalnya tongkol jagung dan nasi. Neurospora crassa
(Monilia sitophila) untuk pembuatan oncom, memiliki konidia yang
berwarna orange. Neurospora banyak dipakai dalam penelitian genetika
untuk mengetahui mutasi buatan dan sinar radioaktif.
Rhizopus termasuk ke dalam
kelas Zigomycetes karena jamur ini membentuk spora istirahat yang berdinding
tebal yang disebut zigospora. Zygomycetes merupakan kelompok utama yang
penting untuk membentuk mikoriza (simbiosis jamur dengan akar tanaman). Jamur
tempe bersel banyak, berbentuk benang dan dapat berkonjugasi.
Kesimpulan
Dalam identifikasi jamur, dapat
disimpulkan
Ø Jamur adalh makhluk hidup eukariota bersel satu atau
multiseluler, bersifat heterotof dengan cara menyerap zat organik dari
lingkungannya.
Ø Jamur oncom (Neurospora
sitophila) dan jamur roti (Saccharomyces
cereviciae) digolongkan dalam kelas Ascomycetes
Ø Jamur tempe (Rhizopus
sp.) digolongkan dalam kelas Zygomycetes
Daftar Pustaka
Kartono,
Rusdi. 1999. Seribu Pena Biologi SLTP
jilid 1. Jakarta : Erlangga
Listiawati,
Mila. 2010. Modul Praktikum Mikrobiologi.
Pelczar, M.J.
dan ECS Chan. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta : UI Pers
Pratiwi, dkk.
2007. Biologi SMU Jilid 1. Jakarta :
PT. Gelora Aksara Pratama
Supandi, Ahmad. IPA Biologi. Yudhistira.1996
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi.2003.Djambatan
Moore
RT. (1980). "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts
and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine 23:
361–73.
The
classification system presented here is based on the 2007 phylogenetic study by
Hibbett et al.
No comments:
Post a Comment